Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan ditutup dengan hari raya Idul Fitri pada 1 Syawal, setelah sebulan menjalankan ibadah puasa, tentu kondisi fisik akan jauh berbeda dari hari-hari di luar bulan Ramadhan. Pencernaan merupakan organ yang akan mengalami adaptasi untuk menyesuaikan pola makan pada saat berpuasa di bulan Ramadhan dengan pola makan ketika tidak berpuasa.
Maka itu ahli gizi menyarankan untuk mengkonsumsi makan yang bertekstur lembut, untuk menghindari masalah pencernaan seperti diare, sembelit atau masalah lain yang disebabkan karena kagetnya sistem pencernaan. Hal ini sebaiknya dilakukan selama tiga hari atau 1 minggu setelah hari raya.
Adapun puasa syawal dapat membantu proses adaptasi selama masa peralihan, hal ini diungkapkan oleh Prof Hardinsya ahli gizi dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagaimana dikutip dari detik.com. Sedangkan Keutamaan puasa Syawal disebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ Ø«ÙÙ…ÙŽÙ‘ أَتْبَعَه٠سÙتًّا Ù…Ùنْ شَوَّال٠كَانَ كَصÙيَام٠الدَّهْرÙ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.†(HR. Muslim, no. 1164).